EKONOMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam
Dosen Pengampu: Dr.
Bambang Iswanto, M.H.I
DISUSUN OLEH:
JUMRIANI
(14.1203.0070)
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SAMARINDA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat hidayah-Nya, kegiatan penyusunan
makalah dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar-mengajar
diperkuliahan, dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan
tentang Ekonomi Islam. Makalah yang berjudul “Ekonomi dalam Perspektif Islam”
ini menyajikan tentang semua yang berhubungan dengan ekonomi dalam ruang
lingkup Islam.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan
penulis bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua
itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada penulis sehingga
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya
semoga Allah SWT meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan memberikan
manfaat bagi yang membacanya.
Samarinda,
17 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam .............................................................. 2
B. Perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional ........................ 3
C. Prinsip Ekonomi Islam .................................................................... 4
D. Keunggulan Ekonomi Islam 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sumber
hukum dalam Islam yakni Al-Qur’an dan sunah telah mengatur semua yang ada di
muka bumi selain itu juga mengatur kehidupan ekonomi, dan untuk mewujudkan
kehidupan ekonomi, sesungguhnya Allah telah menyediakan sumber daya-Nya dan
mempersilahkan manusia memanfaatkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surah
Al-Baqarah (2) ayat 29[1] :
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى
السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan dia
Maha Mengetahui segala sesuatu”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekonomi Islam ?
2. Apa perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional ?
3. Apa prinsip Ekonomi Islam ?
4. Apa keunggulan Ekonomi Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi Islam.
2. Untuk mengetahui perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional.
3. Untuk mengetahui prinsip Ekonomi Islam.
4. Untuk mengetahui keunggulan Ekonomi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ekonomi
Islam
Ekonomi dalam perspektif Islam yang
perlu kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya berdasarkan
pada akidah Islam, yang bersumber dari syariat, sedangkan kalau di lihat dari
sisi lain ekonomi Islam berdasarkan juga dengan al-Qur’an dan sunnah”. Maka
dari itu segala substansi ekonomi yang sudah ada, harus dibentuk dan
disesuaikan dengan syariat Islami.
Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan
sosial yang membahas tentang masalah-masalah ekonomi rakyat yang diIlhami oleh
nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam dengan ekonomi modern sebenarnya tidak
memiliki banyak perbedaan dari segi pokok kekurangan. Kalau pun ada perbedaan
hanya terletak pada sifat dan volumenya.[2]
Ekonomi Islam menurut beberapa ahli
yaitu suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka
Syariah Islam. Adapun definisi lain menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu
yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam yang
dibingkai dengan syariah Islam.
Berikut beberapa definisi ekonomi Islam
menurut para pakar;
1. Menurut Hasanuzzaman (1984), ekonomi Islam adalah ilmu dan
aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam
memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia
dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.
2. Menurut Muhammad Abdul Mannan (1986), ekonomi Islam adalah ilmu
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam persfektif
nilai-nilai Islam.
3. Menurut Khan (1994), ekonomi Islam adalah suatu upaya memusatkan
perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar kerja sama dan partisipasi.
4.
Menurut Louis Cantori, ilmu
ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang
berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak akses
individualism dalam ilmu ekonomi klasik.
Sebagai ekonomi yang bertuhan maka ekonomi
Islam meminjam istilah dari Ismail Al-Faruqi yang mempunyai sumber “nilai-nilai
normative-imperatif”, sebagai acuan yang mengikat. Dengan demikian, posisi
ekonomi Islam terhadap nilai-nilai moral adalah sarat nilai, bukan sekedar
memberikan nilai tambah apalagi bebas nilai.
B.
Perbedaan Ekonomi
Islam dengan Konvensional.
1. Sumber dan Tujuan Kehidupan
Ekonomi Islam berasaskan pada Alquran
dan sunah. Perkara-perkara asas muamalah dijelaskan di dalamnya dalam bentuk
suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan tersebut bertujuan untuk membangun
keseimbangan rohani dan jasmani manusia berasaskan tauhid. Sedangkan ekonomi
konvensional lehir berdasarkan pemikiran manuisa yang bisa berubah berdasarkan
waktu sehingga tidak bersifat kekal dan selalu membutuhkan perubahan-perubahan,
bahkan terkadang mengabaikan aspek etika dan moral tergantung untuk kepentingan
apa dan siapa.
2. Masalah Kelangkaan dan Pilihan
Ekonomi konvensional, masalah ekonomi
timbul karena adanya kelangkaan sumber daya yang dihadapkan pada keinginan
manusia yang tidak terbatas. Sedangkan dalam Islam, kelangkaan sifatnya
relative, bukan kelangkaan yang absolut dan hanya terjadi pada satu waktu
tertentu saja dan kelangkaan tersebut timbul karena manusia tidak memiliki
kemampuan untuk mengelola sumber daya yang telah diciptakan Allah. Dalam
ekonomi konvensional, masalah pilihan sangat tergantung pada macam-macam
individu, sehingga mungkin tidak memperhitungkan persyaratan-persyaratan
masyarakat.
3. Konsep Harta dan Kepemilikan
Dalam Islam kepemilikan pribadi, baik
atas barang konsumsi ataupun barang modal sangat dihormati, walaupun hakikatnya
tidak mutlak, dan penggunaanya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
orang lain. Sementara itu, ekonomi kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan
pemanfaatanya pun bebas, sedangkan ekonomi konvensional justru sebaliknya,
kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan Negara.
4. Konsep Bunga
Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas
dari bunga (riba) karena riba merupakan pemerasan kepada orang yang terdesak
atas kebutuhan. Islam sangat mencela penggunaan modal yang mengandung riba.
Dengan alas an inilah modal menduduki peran penting dalam ekonomi Islam.[3]
C.
Prinsip Ekonomi
Islam.
Menurut
para ahli ekonomi, ada beberapa factor produksi yang mempengaruhi perekonomian
yaitu:
1. Tenaga alam: tanah, air, cahaya, dan udara
2. Tenaga modal: uang dan barang/benda.
3. Tenaga manusia: pikiran dan jasmani.
4. Tenaga organisasi kecakapan mengatur.
Akan
tetapi, bagi mereka yang bertuhan, dia menampakkan dengan ketajaman
keyakinannya, bahwa dibalik segala tenaga itu, walaupun pada lahirnya berupa
materi, ada kekuatan yang Mahakuasa. Dia tidak dapat mengadakan sendiri tanah
yang menjadi sumber segala produksi. Begitu juga tidak dapat membuat air,
cahaya, dan terlebih pula udara. Adapun firman Allah dalam Q.S Luqman: 30: [4]
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ
مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“Demikianlah,
karena ssesungguhnya Allah dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang
mereka seru selain dari Allah itulah yang batil: dan sesungguhnya Allah dialah
yang maha tinggi lagi maha besar”.
Ekonomi
Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut ekonomi
Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Sedangkan dikatakan
memiliki dasar sebagai Insani karena sistem ekonomi dilaksanakan dan ditujukan
untuk kemakmuran manusia.
Islam
memerintahkan kepada manusia untuk bekerja sama dalam segala hal, kecuali dalam
perbuatan dosa kepada Allah atau melakukan aniaya kepada sesama makhluk.
Untuk
mewujudkan pola kerja sama yang telah dianjurkan dalam Islam dapat dilakukan
dengan skema apapun. Sesungguhnya prinsip dasar ekonomi Islam yaitu suatu
sistem yang bersifat Ilahiah-Insaniah, yang bersifat terbuka tapi sekaligus
selektif. Sistem ekonomi Islam juga mengenal toleransi tetapi ekonomi Islam
tidak mengenal kompromi dalam menegakkan keadilan.
D.
Keunggulan Ekonomi
Islam
Ada beberapa keunggulan dari ekonomi
Islam dibandingkan dengan ekonomi konvensional yaitu sebagai berikut:[5]
1. Ekonomi Islam sebagai solusi
Ekonomi Islam
meiliki komitmen yang kuat pada pemberantasan kemiskinan, penegakan keadilan,
pertumbuhan ekonomi, penhapusan riba dan pelarangan spekulasi mata uang
sihingga menciptakan stabilitas perekonomian. Selain itu, ekonomi Islam
menerapkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem
konvensional, karena ekonomi Islam menerapkan sistem bagi hasil sehingga tidak
mengalami negative spread sebagaimana bank-bank konvensional.
2. Memasuki Islam secara Kaffah (menyeluruh)
Islam
memiliki ajaran ekonomi Islam yang luar biasa banyaknya. Sebagai
konsekuensinya, kita harus mengamalkan ajaran ekonomi Islam tersebut agar
keislaman kita menjadi kaffah, tidak sepotong-potong.
3. Keuntungan mengamalkan ekonomi Islam
Mengamalkan
ekonomi Islam jelas mendatangkan manfaat yang besar bagi umat Islam,
diantaranya;
a. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah sehingga
Islamnya tidak lagi parsial.
b. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi Islam melalui bank Islam,
asuransi Islam dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Ekonomi
dalam perspektif Islam yang perlu kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam
itu sesungguhnya berdasarkan pada akidah Islam, yang bersumber dari syariat,
sedangkan kalau di lihat dari sisi lain ekonomi Islam berdasarkan juga dengan
al-Qur’an dan sunnah”. Maka dari itu segala substansi ekonomi yang sudah ada,
harus dibentuk dan disesuaikan dengan syariat Islami.
Ekonomi
Islam berasaskan pada Alquran dan sunah. Perkara-perkara asas muamalah
dijelaskan di dalamnya dalam bentuk suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan
tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia
berasaskan tauhid. Sedangkan ekonomi konvensional lehir berdasarkan pemikiran
manuisa yang bisa berubah berdasarkan waktu sehingga tidak bersifat kekal dan
selalu membutuhkan perubahan-perubahan, bahkan terkadang mengabaikan aspek
etika dan moral tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.
Untuk mewujudkan pola kerja sama yang telah
dianjurkan dalam Islam dapat dilakukan dengan skema apapun. Sesungguhnya
prinsip dasar ekonomi Islam yaitu suatu sistem yang bersifat Ilahiah-Insaniah,
yang bersifat terbuka tapi sekaligus selektif. Sistem ekonomi Islam juga
mengenal toleransi tetapi ekonomi Islam tidak mengenal kompromi dalam
menegakkan keadilan.
Ada beberapa keunggulan dari ekonomi
Islam dibandingkan dengan ekonomi konvensional yaitu sebagai berikut:
1. Ekonomi Islam sebagai solusi
2. Memasuki Islam secara Kaffah (menyeluruh)
3. Keuntungan mengamalkan ekonomi Islam
DAFTAR PUSTAKA
Al Kaaf, Abdullah Zaky Ekonomi
dalam Perspektif Islam, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2002.
Rivai, Veithzal, Islamic Economics,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Nasution, Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan
Eksklusif: Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana, 2007.
[1]
Veithzal Rivai, Islamic Economics, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.87
[2]
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana,
2007), h.15
[3]
Veithzal Rivai, Islamic …, h. 90
[4]
Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV
PUSTAKA SETIA, 2002) h. 80
[5]
Veithzal Rivai, Islamic …, h. 103