Kamis, 14 Januari 2016

Ekonomi dalam perspektif Islam



EKONOMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam
Dosen Pengampu: Dr. Bambang Iswanto, M.H.I


DISUSUN OLEH:
JUMRIANI
(14.1203.0070)

JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
2015






KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat hidayah-Nya, kegiatan penyusunan makalah dapat terlaksana dengan baik.
            Penyusunan makalah ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar-mengajar diperkuliahan, dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan tentang Ekonomi Islam. Makalah yang berjudul “Ekonomi dalam Perspektif Islam” ini menyajikan tentang semua yang berhubungan dengan ekonomi dalam ruang lingkup Islam.
            Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan penulis bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada penulis sehingga dapat memperbaiki makalah ini.
            Akhirnya semoga Allah SWT meridhoi kegiatan penyusunan makalah ini dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.


                                                                        Samarinda, 17 Desember 2015

    Penulis      





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................             iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang   .............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.     Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam .............................................................. 2
B.  Perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional   ........................ 3
C.  Prinsip Ekonomi Islam .................................................................... 4
D. Keunggulan Ekonomi Islam                                                             6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai sumber hukum dalam Islam yakni Al-Qur’an dan sunah telah mengatur semua yang ada di muka bumi selain itu juga mengatur kehidupan ekonomi, dan untuk mewujudkan kehidupan ekonomi, sesungguhnya Allah telah menyediakan sumber daya-Nya dan mempersilahkan manusia memanfaatkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 29[1] :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Ekonomi Islam ?
2.      Apa perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional ?
3.      Apa prinsip Ekonomi Islam ?
4.      Apa keunggulan Ekonomi Islam ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian Ekonomi Islam.
2.      Untuk mengetahui perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional.
3.      Untuk mengetahui prinsip Ekonomi Islam.
4.      Untuk mengetahui keunggulan Ekonomi Islam.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ekonomi Islam
      Ekonomi dalam perspektif Islam yang perlu kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya berdasarkan pada akidah Islam, yang bersumber dari syariat, sedangkan kalau di lihat dari sisi lain ekonomi Islam berdasarkan juga dengan al-Qur’an dan sunnah”. Maka dari itu segala substansi ekonomi yang sudah ada, harus dibentuk dan disesuaikan dengan syariat Islami.
      Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang membahas tentang masalah-masalah ekonomi rakyat yang diIlhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam dengan ekonomi modern sebenarnya tidak memiliki banyak perbedaan dari segi pokok kekurangan. Kalau pun ada perbedaan hanya terletak pada sifat dan volumenya.[2]
      Ekonomi Islam menurut beberapa ahli yaitu suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka Syariah Islam. Adapun definisi lain menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah Islam.
      Berikut beberapa definisi ekonomi Islam menurut para pakar;
1.      Menurut Hasanuzzaman (1984), ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.
2.      Menurut Muhammad Abdul Mannan (1986), ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam persfektif nilai-nilai Islam.
3.      Menurut Khan (1994), ekonomi Islam adalah suatu upaya memusatkan perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar kerja sama dan partisipasi.
4.      Menurut Louis Cantori, ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak akses individualism dalam ilmu ekonomi klasik.

      Sebagai ekonomi yang bertuhan maka ekonomi Islam meminjam istilah dari Ismail Al-Faruqi yang mempunyai sumber “nilai-nilai normative-imperatif”, sebagai acuan yang mengikat. Dengan demikian, posisi ekonomi Islam terhadap nilai-nilai moral adalah sarat nilai, bukan sekedar memberikan nilai tambah apalagi bebas nilai.

B.     Perbedaan Ekonomi Islam dengan Konvensional.
1.      Sumber dan Tujuan Kehidupan
Ekonomi Islam berasaskan pada Alquran dan sunah. Perkara-perkara asas muamalah dijelaskan di dalamnya dalam bentuk suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia berasaskan tauhid. Sedangkan ekonomi konvensional lehir berdasarkan pemikiran manuisa yang bisa berubah berdasarkan waktu sehingga tidak bersifat kekal dan selalu membutuhkan perubahan-perubahan, bahkan terkadang mengabaikan aspek etika dan moral tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.


2.      Masalah Kelangkaan dan Pilihan
Ekonomi konvensional, masalah ekonomi timbul karena adanya kelangkaan sumber daya yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas. Sedangkan dalam Islam, kelangkaan sifatnya relative, bukan kelangkaan yang absolut dan hanya terjadi pada satu waktu tertentu saja dan kelangkaan tersebut timbul karena manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya yang telah diciptakan Allah. Dalam ekonomi konvensional, masalah pilihan sangat tergantung pada macam-macam individu, sehingga mungkin tidak memperhitungkan persyaratan-persyaratan masyarakat.
3.      Konsep Harta dan Kepemilikan
Dalam Islam kepemilikan pribadi, baik atas barang konsumsi ataupun barang modal sangat dihormati, walaupun hakikatnya tidak mutlak, dan penggunaanya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain. Sementara itu, ekonomi kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatanya pun bebas, sedangkan ekonomi konvensional justru sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan Negara.
4.      Konsep Bunga
Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba) karena riba merupakan pemerasan kepada orang yang terdesak atas kebutuhan. Islam sangat mencela penggunaan modal yang mengandung riba. Dengan alas an inilah modal menduduki peran penting dalam ekonomi Islam.[3]

C.    Prinsip Ekonomi Islam.
Menurut para ahli ekonomi, ada beberapa factor produksi yang mempengaruhi perekonomian yaitu:
1.      Tenaga alam: tanah, air, cahaya, dan udara
2.      Tenaga modal: uang dan barang/benda.
3.      Tenaga manusia: pikiran dan jasmani.
4.      Tenaga organisasi kecakapan mengatur.
Akan tetapi, bagi mereka yang bertuhan, dia menampakkan dengan ketajaman keyakinannya, bahwa dibalik segala tenaga itu, walaupun pada lahirnya berupa materi, ada kekuatan yang Mahakuasa. Dia tidak dapat mengadakan sendiri tanah yang menjadi sumber segala produksi. Begitu juga tidak dapat membuat air, cahaya, dan terlebih pula udara. Adapun firman Allah dalam Q.S Luqman: 30: [4]
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“Demikianlah, karena ssesungguhnya Allah dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil: dan sesungguhnya Allah dialah yang maha tinggi lagi maha besar”.
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Sedangkan dikatakan memiliki dasar sebagai Insani karena sistem ekonomi dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Islam memerintahkan kepada manusia untuk bekerja sama dalam segala hal, kecuali dalam perbuatan dosa kepada Allah atau melakukan aniaya kepada sesama makhluk.
Untuk mewujudkan pola kerja sama yang telah dianjurkan dalam Islam dapat dilakukan dengan skema apapun. Sesungguhnya prinsip dasar ekonomi Islam yaitu suatu sistem yang bersifat Ilahiah-Insaniah, yang bersifat terbuka tapi sekaligus selektif. Sistem ekonomi Islam juga mengenal toleransi tetapi ekonomi Islam tidak mengenal kompromi dalam menegakkan keadilan.
D.    Keunggulan Ekonomi Islam
      Ada beberapa keunggulan dari ekonomi Islam dibandingkan dengan ekonomi konvensional yaitu sebagai berikut:[5]
1.      Ekonomi Islam sebagai solusi
      Ekonomi Islam meiliki komitmen yang kuat pada pemberantasan kemiskinan, penegakan keadilan, pertumbuhan ekonomi, penhapusan riba dan pelarangan spekulasi mata uang sihingga menciptakan stabilitas perekonomian. Selain itu, ekonomi Islam menerapkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional, karena ekonomi Islam menerapkan sistem bagi hasil sehingga tidak mengalami negative spread sebagaimana bank-bank konvensional.
2.      Memasuki Islam secara Kaffah (menyeluruh)
      Islam memiliki ajaran ekonomi Islam yang luar biasa banyaknya. Sebagai konsekuensinya, kita harus mengamalkan ajaran ekonomi Islam tersebut agar keislaman kita menjadi kaffah, tidak sepotong-potong.
3.      Keuntungan mengamalkan ekonomi Islam
      Mengamalkan ekonomi Islam jelas mendatangkan manfaat yang besar bagi umat Islam, diantaranya;
a.       Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah sehingga Islamnya tidak lagi parsial.
b.      Menerapkan dan mengamalkan ekonomi Islam melalui bank Islam, asuransi Islam dan lain-lain.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
   Ekonomi dalam perspektif Islam yang perlu kita perhatikan yaitu: “ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya berdasarkan pada akidah Islam, yang bersumber dari syariat, sedangkan kalau di lihat dari sisi lain ekonomi Islam berdasarkan juga dengan al-Qur’an dan sunnah”. Maka dari itu segala substansi ekonomi yang sudah ada, harus dibentuk dan disesuaikan dengan syariat Islami.
   Ekonomi Islam berasaskan pada Alquran dan sunah. Perkara-perkara asas muamalah dijelaskan di dalamnya dalam bentuk suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia berasaskan tauhid. Sedangkan ekonomi konvensional lehir berdasarkan pemikiran manuisa yang bisa berubah berdasarkan waktu sehingga tidak bersifat kekal dan selalu membutuhkan perubahan-perubahan, bahkan terkadang mengabaikan aspek etika dan moral tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.
Untuk mewujudkan pola kerja sama yang telah dianjurkan dalam Islam dapat dilakukan dengan skema apapun. Sesungguhnya prinsip dasar ekonomi Islam yaitu suatu sistem yang bersifat Ilahiah-Insaniah, yang bersifat terbuka tapi sekaligus selektif. Sistem ekonomi Islam juga mengenal toleransi tetapi ekonomi Islam tidak mengenal kompromi dalam menegakkan keadilan.
Ada beberapa keunggulan dari ekonomi Islam dibandingkan dengan ekonomi konvensional yaitu sebagai berikut:
1.      Ekonomi Islam sebagai solusi
2.      Memasuki Islam secara Kaffah (menyeluruh)
3.      Keuntungan mengamalkan ekonomi Islam







DAFTAR PUSTAKA

Al Kaaf, Abdullah Zaky Ekonomi dalam Perspektif Islam, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2002.
Rivai, Veithzal, Islamic Economics, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Nasution, Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, Jakarta:Kencana, 2007.


[1] Veithzal Rivai, Islamic Economics, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.87
[2] Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana, 2007), h.15
[3] Veithzal Rivai, Islamic …, h. 90
[4] Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2002) h. 80
[5] Veithzal Rivai, Islamic …, h. 103

Sabtu, 12 Desember 2015

EKONOMI ISLAM



           (Samarinda, 13 Desember 2015). Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi yang berdasarkan al-qur'an dan sunnah. Dibanding dengan ekonomi konvensional, ekonomi Islam tidak hanya mementingkan kehidupan dunia saja tetapi juga kehidupan akhirat. Menurut Bambang Iswanto salah satu dosen Ekonomi syariah di IAIN Samarinda "Ekonomi Islam sangat luas cakupannya, maka dari itu mahasiswa yang mengambil Jurusan Ekonomi Syari'ah dan Perbankan Syari'ah sudah sepatutnya untuk belajar dengan giat untuk kedepannya dapat terjun di masyarakat dan menerapkan sistem perekonomian syari'ah" jelas beliau dalam seminar Ekonomi Islam yang diselenggarakan oleh DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

           Salah satu pemateri dalam seminar mengatakan bahwa ada beberapa tantangan untuk mencapai masa depan yaitu doa orang tua, pendidikan formal dan informal, penguasaan skill dan passion, multitasking, bakat dan kerja keras, menghargai waktu, organisasi, bahasa asing dan komunikasi, kerja sama team, leadership dan profesional, berfikir dan bertindak, pengalaman dan wawasan, bertanggung jawab.

             "Harapan saya sebagai seorang mahasiswa Ekonomi Syari'ah ialah saya dapat belajar ilmu ekonomi berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Selain itu saya berharap dapat terjun dan menerapkan ilmu saya dimasyarakat. Sehingga dapat membangkitkan Praktek ekonomi syariah yang lebih unggul daripada sistem ekonomi kovensional". Ujar Mardhiyatun Nisa salah seorang mahasiswa di Jurusan Ekonomi Syari'ah di IAIN Samarinda.